Daftar Blog Saya

Rabu, 05 Januari 2011

korupsi lagi

Kasus-kasus Korupsi di Indonesia


noblepest.com photo, big rat imagePresiden Susilo Bambang Yudhoyono bertekad dalam program kerja seratus harinya akan mengutamakan pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Menurut Presiden, KKN, akan menjadi salah satu masalah berat yang harus diselesaikan oleh Pemerintah yang baru.
Jika dirunut, masih banyak masalah KKN di negara ini yang dalam proses hukumnya berhenti di tengah jalan. Berikut adalah kasus-kasus KKN besar yang menunggu untuk diselesaikan.
SOEHARTO
Kasus Soeharto Bekas presiden Soeharto diduga melakukan tindak korupsi di tujuh yayasan (Dakab, Amal Bakti Muslim Pancasila, Supersemar, Dana Sejahtera Mandiri, Gotong Royong, dan Trikora) Rp 1,4 triliun. Ketika diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, ia tidak hadir dengan alasan sakit. Kemudian majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengembalikan berkas tersebut ke kejaksaan. Kejaksaan menyatakan Soeharto dapat kembali dibawa ke pengadilan jika ia sudah sembuh?walaupun pernyataan kejaksaan ini diragukan banyak kalangan.

[ad#in_post]
PERTAMINA
Dugaan korupsi dalam Tecnical Assintance Contract (TAC) antara Pertamina dengan PT Ustaindo Petro Gas (UPG) tahun 1993 yang meliputi 4 kontrak pengeboran sumur minyak di Pendoko, Prabumulih, Jatibarang, dan Bunyu. Jumlah kerugian negara, adalah US $ 24.8 juta. Para tersangkanya 2 Mantan Menteri Pertambangan dan Energi Orde Baru, Ginandjar Kartasasmita dan Ida Bagus Sudjana, Mantan Direktur Pertamina Faisal Abda’oe, serta Direktur PT UPG Partono H Upoyo.
Kasus Proyek Kilang Minyak Export Oriented (Exxor) I di Balongan, Jawa Barat dengan tersangka seorang pengusaha Erry Putra Oudang. Pembangunan kilang minyak ini menghabiskan biaya sebesar US $ 1.4 M. Kerugian negara disebabkan proyek ini tahun 1995-1996 sebesar 82.6 M, 1996-1997 sebesar 476 M, 1997-1998 sebesar 1.3 Triliun. Kasus kilang Balongan merupakan benchmark-nya praktek KKN di Pertamina. Negara dirugikan hingga US$ 700 dalam kasus mark-up atau penggelembungan nilai dalam pembangunan kilang minyak bernama Exor I tersebut.
Kasus Proyek Pipaisasi Pengangkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jawa (Pipianisasi Jawa), melibatkan Mantan Direktur Pertamina Faisal Abda’oe, Bos Bimantara Rosano Barack, dan Siti Hardiyanti Rukmana. Kerugian negara hingga US$ 31,4 juta.
Korupsi di BAPINDO
Tahun 1993, pembobolan yang terjadi di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dilakukan oleh Eddy Tanzil yang hingga saat ini tidak ketahuan dimana rimbanya, Negara dirugikan sebesar 1.3 Triliun.
HPH dan Dana Reboisasi Hasil audit Ernst & Young
Kasus HPH dan Dana Reboisasi Hasil audit Ernst & Young pada 31 Juli 2000 tentang penggunaan dana reboisasi mengungkapkan ada 51 kasus korupsi dengan kerugian negara Rp 15,025 triliun (versi Masyarakat Transparansi Indonesia). Yang terlibat dalam kasus tersebut, antara lain, Bob Hasan, Prajogo Pangestu, sejumlah pejabat Departemen Kehutanan, dan Tommy Soeharto.
Bob Hasan telah divonis enam tahun penjara. Bob dinyatakan bersalah dalam kasus korupsi proyek pemetaan hutan senilai Rp 2,4 triliun. Direktur Utama PT Mapindo Pratama itu juga diharuskan membayar ganti rugi US$ 243 juta kepada negara dan denda Rp 15 juta. Kini Bob dikerangkeng di LP Nusakambangan, Jawa Tengah.
Prajogo Pangestu diseret sebagai tersangka kasus korupsi dana reboisasi proyek hutan tanaman industri (HTI) PT Musi Hutan Persada, yang diduga merugikan negara Rp 331 miliar. Dalam pemeriksaan, Prajogo, yang dikenal dekat dengan bekas presiden Soeharto, membantah keras tuduhan korupsi. Sampai sekarang nasib kasus taipan kakap ini tak jelas kelanjutannya.
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
Kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Kasus BLBI pertama kali mencuat ketika Badan Pemeriksa Keuangan mengungkapkan hasil auditnya pada Agustus 2000. Laporan itu menyebut adanya penyimpangan penyaluran dana BLBI Rp 138,4 triliun dari total dana senilai Rp 144,5 triliun. Di samping itu, disebutkan adanya penyelewengan penggunaan dana BLBI yang diterima 48 bank sebesar Rp 80,4 triliun.
Bekas Gubernur Bank Indonesia Soedradjad Djiwandono dianggap bertanggung jawab dalam pengucuran BLBI. Sebelumnya, mantan pejabat BI lainnya yang terlibat pengucuran BLBI?Hendrobudiyanto, Paul Sutopo, dan Heru Soepraptomo?telah dijatuhi hukuman masing-masing tiga, dua setengah, dan tiga tahun penjara, yang dianggap terlalu ringan oleh para pengamat. Ketiganya kini sedang naik banding.
Bersama tiga petinggi BI itu, pemilik-komisaris dari 48 bank yang terlibat BLBI, hanya beberapa yang telah diproses secara hukum. Antara lain: Hendrawan Haryono (Bank Aspac), David Nusa Widjaja (Bank Servitia), Hendra Rahardja (Bank Harapan Santosa), Sjamsul Nursalim (BDNI), dan Samadikun Hartono (Bank Modern).
Yang jelas, hingga akhir 2002, dari 52 kasus BLBI, baru 20 dalam proses penyelidikan dan penyidikan. Sedangkan yang sudah dilimpahkan ke pengadilan hanya enam kasus
Abdullah Puteh
Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam yang kini non aktif ini menjadi tersangka korupsi APBD dalam pembelian helikopter dan genset listrik, dengan dugaan kerugian Rp 30 miliar.
Kasusnya kini masih ditangani pihak kejaksaan dengan supervisi Komisi Pemberantasan Korupsi.
SUMBER : TEMPO – Senin, 25 Oktober 2004 | 15:13 WIB

Senin, 03 Januari 2011

menang tanpa trophi

Usai sudah Kejuaraan Piala AFF SUZUKI CUP 2010, Event yang di gelar dua tahun sekali ini mempertemukan Timnas Indonesia Vs Timnas Malaysia di partai puncak, pada leg 1 yang di laksanakan di Bukit Jalil, Kuala Lumpur Malaysia Indonesia harus menelan kekalahan mencolok dari tuan rumah 3 - 0. DAn pada Leg ke 2 di Stadion Gelora Bung Karno, Indonesia berhasil mengalahkan Malaysia 2 - 1. Namun demikian Indonesia gagal membawa pulang Piala Kejuaraan AFF tahun ini karena mempunyai selisih agregat goal 4 - 2. Dengan demikian Malaysia tampil sebagai Juara baru Piala AFF yang sudah di gelar mulai tahun 1996.


Timnas Indonesia yang begitu tampil gemilang di babak penyisihan hingga semi final, tanpa kekalahan dan tanpa seri, selalu mampu mengalahkan lawan - lawannya ini ternyata belum juga memberikan keberuntungan, tercatat Indonesia Masuk dalam putaran Final sudah 4 kali dan belum pernah juara. dari keempat kali masuk Final itu Indonesia selalu menjadi Runer Up. Lawan-lawan yang pernah di hadapi Indonesia di partai puncak Piala AFF ini antara lain, Tahun 2000 adalah Thailand, Tahun 2002 adalah Thailand, Tahun 2004 adalah Singapura, dan Tahun 2010 adalah Malaysia.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, meskipun masuk Final sambutan Suporter tidak begitu besar. hal ini berbeda dengan tahun ini, rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari tukang becak sampai pejabat, dari anak TK sampai perguruan tinggi bahkan ibu-ibu yang notabene tidak mengerti soal bola pun serasa sudah lama mengenal bola, dan mengiginkan Timnas kita menang. Sungguh hal ini mencerminkan Nasionalisme yang sangat tinggi dari masyarakat Indonesia. Padahal hanya bola.... ya... hanya permainan sepak bola mampu menggugah rasa yang paling dalam di hati nurani segenap bangsa Indonesia. 

Timnas Indonesia tahun ini juga bisa memberi makan ribuan orang Indonesia, walaupun hanya sesaat saja, Jersey dan atribut Timnas Banyak diburu, tidak hanya di Jakarta saja namun di pelosok - pelosok desa pun banyak Pedagang yang kekurangan stok saking banyaknya peminat jersey dan atribut Timnas. 

"Garuda Didadaku" saat ini selalu di teriakkan dengan lantangnya oleh anak-anak kecil hingga orang dewasa. Dahulu kaos dengan lambang kebesaran Bangsa kita ini jarang orang yang mau memakai, mungkin hanya saat-saat tertentu saja. Namun saat ini semua masyarakat dengan bangganya memakai kaos berlambang burung garuda yang mencengkeram "Bhineka Tunggal Ika".

Dan yang tak kalah penting, suporter kita sudah mulai beranjak dewasa, mampu menerima kekalahan tanpa Anarkisme di Gelora Bung Karno, Tetap menjunjung tinggi sportifitas, sungguh suatu hal yang membuat bangga segenap bangsa Indonesia. 

Kemajuan sepak bola Nasional saya pikir tinggal menunggu waktu saja, dan itu tidak akan lama lagi. Tinggal bagai mana peran Pemerintah dan Otoritas sepak bola kita (PSSI) melakukan yang terbaik untuk Timnas kita, bukan untuk perorangan dan golongan tertentu saja Namum Untuk Ibu pertiwi ini yang sudah sangat ingin melihat anak-anak Bangsa Berprestasi di tingkat tertinggi. 

Banyak hikmah yang bisa kita petik dari Kejuaraan AFF Suzuki Cup 2010 ini, bersatunya semua elemen bangsa di GBK pada tanggal 29/12/2010 mudah-mudahan akan menjadi inspirasi semua pihak untuk menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. 

Timnas Indonesia sudah memberikan yang terbaik,............ 
Suporter Indonesia Sudah memberikan yang terbaik...............
Kita akan menjadi yang terbaik...............

BHINEKA TUNGGAL IKA
GARUDA DIDADAKU.......... 
INDONESIA BISA...............